Wednesday, March 11, 2009

Pencak Silat Antara Seni, Prestasi dan Materi

Belajar silat tentunya belajar menjadi orang yang kuat, kuat ilmu, kuat fisik, kuat iman, dan kuat jiwa. Belajar silat bukan hanya belajar berkelahi tetapi bagaimana menyelesaikan tanpa berkelahi.

Ungkapan seperti ini yang sering saya dengar ketika masih kecil dalam belajar Pencak Silat terutama belajar tapak suci. Coba kita renungkan kembali arti belajar bela diri yang sekarang sudah hampir hilang pengertian bela diri Pencak Silat, karena bertambah majunya budaya atau malah kemlorotan budaya. Sebenarnya dahulu orang belajar silat hanya untuk menjaga diri dan sebagia seni. Maka tidak heran ketika orang Amerika datang ke pulau jawa dan melihat kesenian pencak silat yang disaksikan bukanlah suatu bela diri seperti bela diri dari negara-negara lain, melainkan suatu tarian mematikan bagi siapa saja yang melawan.

Tetapi arti dari suatu seni bela diri pencak silat sudah hampir hilang. Seni bela diri sekarang lebih ditujukan kepada prestasi dan materi, bukan lagi seni. Sekarang Pencak Silat digunakan untuk mencari materi dalam hal perlombaan, dari tingkat daerah bahkan sudah tingkat Internasional. Tetapi yang saya kawatirkan adalah ketika orang belajar Pencak Silat terutama Tapak Suci karena gara-gara materi dan prestasi.

Akankah masa indah ketika belajar seni bela diri tapak suci yang penuh dengan kaidah, pelajaran dan petuah akan hilang begitu saja karena sebuah materi dan prestasi.....

Related Posts by Categories



3 comments:

PIMDA 55 said...

Menurut saya hal seperti itu wajar, Sekarang Belajar Pencak Silat itu bukan hanya bejar beladiri, tetapi juga mengejar prestasi bahkan lebih dari itu. Belajar Pencak silat digunakan untuk mengejar Materi..

Y.. wajar..wajar saja

dNoxs said...

bagi saya pencak silat adalah seni

joko.sudarsono@yahoo.co.id said...

slam dari jeck dari gondanrejo mas mbak

Post a Comment